17.11.15

Berpendapat Holocaust Tidak Ada, Nenek Usia 87 Tahun Ini Dibui

Menurut wanita tua itu Holocaust adalah kebohongan terbesar dalam sejarah

Hidayatullah.com—Berpendapat bahwa peristiwa Holocaust –pembantaian orang-orang Yahudi di Jerman– itu tidak ada, seorang nenek berusia 87 tahun dihukum penjara selama 10 bulan oleh sebuah pengadilan di kota Hamburg, Jerman.

Dilansir Deutsche Welle Jumat (13/11/2015), Ursula Haverbeck mengatakan dalam persidangan hari Kamis lalu bahwa kamp konsentrasi yang menurut cerita menjadi tempat pembantaian 1,25 juta penghuni penjara antara tahun 1940 dan 1945 hanyalah “sekedar kepercayaan saja”, bukan kejadian nyata.

Wanita tua yang dijuluki media di Jerman dengan “Nazi-Oma” (nenek Nazi) itu kabarnya sebelum ini telah memiliki catatan kriminal berupa dua denda, serta hukuman percobaan dalam kasus hasutan untuk memberontak melawan pemerintah.

Warga kota Vlotho, sebelah barat Jerman, itu pernah menjabat sebagai ketua sebuah pusat pelatihan kelompok kanan-jauh, yang ditutup tahun 2008 karena dituduh menyebarkan propaganda Nazi.

Nenek Haverbeck diciduk aparat dan diajukan ke meja hijau setelah pada bulan April lalu mengatakan bahwa “Holocaust adalah kebohongan terbesar dan yang paling lama berkelanjutan (dipercayai, red) dalam sejarah.” Hal itu dikatakannya saat berunjuk rasa di luar gedung pengadilan di mana mantan anggota pasukan elit Nazi Oskar Groning, 94, diadili.

Ya, memang benar saya mengatakan hal itu,” kata Haverbeck di depan persidangannya tanpa menunjukkan rasa penyesalan. Wanita itu kemudian menantang pengadilan untuk membuktikan bahwa Auschwitz benar-benar sebuah kamp kematian.

Menanggapi pernyataan Haverbeck, hakim Bjoern Joensson berkata, “Tak ada gunanya berdebat dengan orang yang tidak dapat menerima fakta.

Tak perlu bagi saya untuk membuktikan kepadamu bahwa bumi itu bulat,” kata hakim menambahkan.

Hakim Joensson berpendapat wanita itu menghabiskan umurnya untuk menyebarkan omong kosong.

Para aktivis kanan-jauh yang berbondong-bondong datang hari Kamis lalu, untuk memberikan dukungan kepada nenek Haverbeck, menuntut agar mereka diperbolehkan masuk ke ruang persidangan.

Ketika Haverbeck digiring keluar usai menjalani sidang, mereka memberikan tepukan tangan sebagai dukungan kepada wanita tua itu.

Meskipun banyak orang Eropa yang meyakini isu Holocaust hanyalah taktik dari orang-orang Yahudi agar mendapatkan kompensasi perang (mendapat "tanah" di Palestina, ted), sejumlah negara Eropa memiliki peraturan perundangan yang mengkriminalkan orang-orang yang berpendapat bahwa Holocaust itu tidak pernah terjadi, sementara pada saat yang sama pemerintah mereka mengklaim negaranya mengakui kebebasan berpendapat dan berekspresi.*

No comments:

Post a Comment