28.10.15

Menlu Saudi: Iran Telah Menjajah Tanah Bangsa Arab

Eramuslim – Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al Jubeir menegaskan bahwa kehadiran Iran di tanah Suriah untuk mendukung pemerintah yang sudah tidak diakui rakyatnya merupakan suatu bentuk penjajahan negara Syiah atas tanah Arab.

Pernyataan ini dikatakan Menlu Adel Al Jubeir pasca melakukan pertemuan tertutup dengan Menlu AS John Kerry di ibukota Riyadh pada hari Sabtu (24/10) kemarin.

Adel Al Jubeir melanjutkan, “Pertemuan antara Kerry dan Raja Salman bin Abdul Aziz adalah untuk membahas sejumlah isu regional terutama situasi di Suriah, dan keduanya berharap bahwa konflik disana dapat berakhir sesuai dengan penerapan prinsip-prinsip perjanjian Jenewa 1.”

Menlu Saudi melanjutkan, “Selain itu pertemuan juga membahas perkembangan terkini di Palestina, pasca meletusnya gerakan Intifadah jilid III akibat penodaan dan perusakan Masjid Al Aqsha oleh Zionis Israel.” (Skynewsarabia/Ram)


Arab Saudi Umumkan Siap Gelar Perang Islam vs Syiah

Eramuslim – Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir, menegaskan bahwa negaranya akan selalu siap menghadapi setiap invasi Syiah Iran yang menargetkan kawasan Arab. Pernyataan ini dikatakan Menlu al-Jubeir dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier di ibukota Riyadh pada hari Senin (18/10) kemarin.

“Iran telah berubah menjadi negara pengacau di kawasan Arab, kami minta mereka untuk segera menghentikan dukungan persenjataan dan menarik diri dari Suriah, karena Suriah adalah tanah Arab,” ujar Menlu al-Jubeir di hadapan wartawan.

Menlu al-Jubeir melanjutkan, “Kami berharap Iran tidak ikut campur di wilayah kawasan dan segera mengubah caranya untuk menyelesaikan konflik baik di Irak, Suriah ataupun Yaman, dengan cara yang lebih baik. “

Menurutnya dunia internasional telah memberikan solusi untuk mengakhiri konflik di Suriah, yaitu dengan pembentukan badan transisi baru yang bebas dari pengaruh rezim Bashar Al Assad.

Sementara itu Menlu Jerman Frank Walter Steinmeier dalam gilirannya menekankan bahwa Iran adalah sebuah negara besar yang dapat memainkan peran konstruktif dalam penyelesaian konflik di Suriah. (Rassd/Ram)


Inilah Sekutu Bashar Al Assad dan Pasukannya

Eramuslim – Dengan masuknya Rusia dalam peperangan di Suriah sejak awal Oktober lalu, menjadikan diktator Syiah Assad kini mendapat dukungan dari dua negara selain sejumlah kelompok milisi Syiah yang ada di penjuru dunia.

Akan tetapi tahukah kita negara dan kelompok Syiah mana saja yang kini mendukung kekuasaan Assad di Suriah? Berikut sedikit ulasannya untuk anda:

  1. Rusia hadir dengan 50 pesawat tempur dan helikopter berbagai jenis, serta 4.000 pasukan darat yang disebar di ibukota Damaskus dan Latikia.
  2. Pengawal Revolusi Iran yang diperkirakan mencapai 60.000 – 70.000 pasukan. Bahkan baru-baru ini Iran kembali mengirimkan 2.000 tentaranya untuk merebut kota Aleppo.
  3. Kelompok pemberontak Syiah Houthi Yaman. Ratusan milisi ini berada di Suriah sebagai media pelatihan para pemberontak sebelum nantinya dikembalikan ke Yaman.
  4. Syiah Hizbullah yang diperkirakan antara 7.000 – 10.000 personel.
  5. Brigade Abou El Fadl Abbas yang diperkirakan mencapai lebih dari 1.000 personel.
  6. Brigade Zulfikar, dengan ratusan milisinya mereka bergabung dengan tentara pemerintah di distrik Zeinab.
  7. Serta belasan milisi-milisi Syiah lainnya dari kawasan Timur Tengah yang diperkirakan memiliki ratusan anggota. (Rassd/Ram)

Maklumat MUI Jabar: Syiah Ancaman NKRI, Melarang Asyuro Wewenang Pemerintah

Ketua PAS Jabar, Hasan Faruqi ketika dimintai tanggapannya mengatakan, Maklumat MUI Jabar sudah sesuai harapan dan sangat mengapresiasi umat Islam

Surat tanggapan MUI Jabar terkait Syiah dan perayaan Asyuro
Hidayatullah.com—Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat (Jabar) akhirnya mengeluarkan maklumat terbaru terkait dengan kelompok Syiah, khususnya berkaitan dengan perayaan Asyuro.

Dalam suratnya yang bernomor: 643/MUI-JB/X/2015 tertanggal 19 Oktober 2015 tersebut MUI Jabar terkait aliran Syiah dan perayaan Asyuro.

MUI menilai, Syiah merupakan ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena manapun Syiah berada, mereka memiliki cita-cita untuk mendirikan negara versi mereka.

Meski demikian, untuk mengizinkan atau melarang perayaan Asyuro itu bukan wewenang MUI, tetapi wewenang aparat.

“Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak mempunyai kewenangan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan suatu kegiatan perayaan Asyuro oleh kelompok Syiah, hal tersebut sepenuhnya merupakan wewenang aparat keamanan/Kepolisian,” ujar maklumat MUI Jabar.

Seperti diketahui, maklumat MUI ini dikeluarkan menindaklanjuti aspirasi umat Islam Jabar yang diwakili elemen ormas Islam yang tergabung dalam Pembela Ahlus Sunah (PAS) agar MUI Jawa Barat mengeluarkan surat atau maklumat tentang larangan perayaan Asyuro biasa dilakukan kelompok Syiah khususnya di Jabar.

Adapun sikap MUI Provinsi Jawa Barat terhadap aliran Syiah, MUI berpedoman dengan 10 kreteria sesat yang sudah ditetapkan MUI Pusat.

“Syiah telah menyimpang dari kemurnian ajaran Islam yang telah diperkuat oleh ‘Sepuluh Kriteria Aliran Sesat’ yang telah ditetapkan dalam Rakernas MUI tahun 2007 di Jakarta. Pendapat ini sesuai dengan isi buku “Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia”, demikian bunyi maklumat.

Sementara itu Drs.Rafani Akhyar,MSi selaku Sekretaris Umum MUI Jabar memberikan sedikit penjelas perihal dikeluarkannya surat tersebut.

Menurutnya, surat tersebut bisa dijadikan acuan atau rujukan khususnya kepada Kanwil Kemenag Provinsi Jabar dan Polda Jabar sekiranya dua instansi tersebut dimintai ijin oleh kelompok Syiah yang akan menyelenggarakan perayaan Asyuro di wilayah Jawa Barat.

“Intinya hal ini kami sampaikan, untuk dijadikan bahan pertimbangan sebagaimana mestinya,”jelasnya.

Di tempat terpisah Ketua PAS Jabar, Hasan Faruqi ketika dimintai tanggapannya mengatakan, Maklumat MUI Jabar sudah sesuai harapan dan sangat mengapresiasi umat Islam khususnya di Jawa Barat.

Selanjutnya pihaknya akan meneruskan atau menyampaikan surat tersebut ke Polda Jabar dan Kanwil Kemenag Jabar.

“Karena surat ini pun dibuat salah satu pertimbangannya adalah permintaan Polda Jabar berupa rekomendasi dari instansi terkait dalam hal ini adalah MUI dan Kementerian Agama,” jelasnya.

Meski demikian pihaknya tidak lantas berhenti hanya sampai keluarnya surat tersebut. Melainkan akan terus memantau perayaan Asyuro sekiranya kelompok Syiah tetap menyelenggarakan.*


FJI Minta “Pengungsi” Syiah Dipulangkan Saja ke Negara Asalnya!

Eramuslim.com – Front Jihad Islam meminta kepada aparat pemerintah untuk mengusir sejumlah pengungsi yang disinyalir adalah penganut syiah.

Komandan Laskar DPP FJI (Front Jihad Islam) Ustadz Zaki Abdurrahman kepada panjimas.com menjelaskan kronologis dari pengungsi syiah tersebut yang menyamar menjadi pengungsi asal Afghanistan yang berjumlah 30 orang.

Kejadian tersebut bermula saat ada sejumlah rombongan pengungsi yang berkumpul di Gedung Pemuda Ambarbinangun Bantul. Didalam gedung tersebut mereka melakukan sebuah ritual yang jika dicermati sama dengan ajaran syiah yaitu ritual asyura. Didalam gedung tersebut juga terlihat beberapa spanduk bertuliskan pemujaan terhadap Ali, Hasan dan Husein.

Berdasarkan kecurigaan itulah kemudian DPP FJI mengirimkan sejumlah anggotanya untuk menyelidiki akan hal tersebut. Dan ternyata setelah dicek benar adanya.

“Usai memperoleh informasi DPP FJI lantas meluncur ke tempat tersebut dan membubarkan acara setelah berkoordinsi dengan aparat setempat” ujar Ustadz Zaki Abdurrahman saat dihubungi melalui telepon Rabu, (21/10/ 2015).

FJI melihat ke 30 orang tersebut bukan layaknya pengungsi pada umumnya karena ditemukan bukti mereka senang hura-hura dan sering pergi ke cafe-cafe.

“Kami percaya bahwa mereka adalah orang-orang syiah yang disusupkan ke Yogyakarta melalui pengungsi. FJI meminta kepada aparat agar mengembalikan mereka ke asalnya”

Usai dibubarkan orang-orang syiah tersebut lantas dibawa ke penampungan di daerah Bantul oleh Dinas Sosial dan aparat kepolisian.

FJI berkomitmen akan terus mengawal kasus tersebut sehingga jangan sampai syiah masuk dan berkembang di Yogyakarta. (ts/panjimas)


No comments:

Post a Comment