18.11.14

Erdogan: Benua Amerika Ditemukan oleh Umat Islam

Turki ingin bangun masjid di bukit di Kuba, sebagaimana pernah dilihat Christopher Columbus.

Hidayatullah.com–Amerika ditemukan oleh umat Islam, bukan oleh Christopher Columbus, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia bersumpah akan membangun masjid “di bukit” di Kuba jika pemerintah di negara Karibia itu memberikan izin.

Berbicara pada upacara penutupan KTT pertama Pemimpin Muslim Amerika Latin di Istanbul hari Sabtu (15/11/2014), Erdogan juga mengecam kolonialisme, sebelum mengacu pada klaim kontroversialnya tentang penemuan Amerika.

“Pelaut Muslim telah tiba di pantai Amerika pada 1178. Dalam buku hariannya, Christopher Columbus menyebut adanya masjid di atas satu gunung di Kuba,” kata Erdogan, diberitakan Hurriyet Daily News.

Ia mengklaim, buku harian itu merupakan bukti bahwa agama Islam telah menyebar luas ketika penjelajah Eropa pertama kali menemukan Dunia Baru pada tahun 1492.

Dr Youssef Mroueh dari Yayasan As-Sunnah Amerika telah mempublikasikan klaim tentang satu masjid pra-Columbus di Kuba. Pada tahun 1996, ia menulis bahwa “Columbus mengakui dalam surat-suratnya bahwa pada Senin, 21 Oktober 1492 saat kapalnya berlayar dekat Gibara di pantai utara-timur dari Kuba, ia melihat satu masjid di atas gunung yang indah”.

Beberapa cendekiawan Muslim masih mengesampingkan hal ini. Penyampaian yang ada di catatan harian itu masih dipahami sebagai bentuk tonjolan pada puncak gunung yang menyerupai kubah masjid atau menara. Selain itu, reruntuhan pra-Columbus dari struktur Islam tersebut belum ditemukan.

Terlepas dari perdebatan seputar buku harian Columbus tersebut, Erdogan mengisyaratkan, Ankara tertarik untuk membangun sebuah masjid di Kuba. “Sekarang saya akan berbicara dengan saudara saya dari Kuba [mewakili negaranya di KTT], masjid sebagaimana digambarkan itu dapat kami bangun saat ini juga. Cukup berbekal izin dari Kuba [kami yang akan membangunnya],” tambahnya saat pidato pada KTT para pemimpin Islam Amerika Latin itu.

Pada bulan April, Direktorat Jenderal Urusan Agama (Diyanet) Turki mengirim delegasi ke Kuba untuk pengerjaan proyek pembangunan sebuah masjid di Istanbul, dengan meniru apa yang ada di pusat bersejarah Havana. Pemerintah Kuba tidak mengeluarkan pernyataan publik mengenai proyek tersebut.

“Mengubah agama orang secara paksa, dengan pedang, tidak pernah menjadi bagian dari Islam. Agama kita tidak pernah menjadi alat eksploitasi,” kata Erdogan melanjutkan.

“Orang-orang menjajah Amerika untuk emas dan menjajah Afrika untuk berlian, kini melakukan hal itu di Timur Tengah untuk minyak dengan rencana kotor yang sama,” katanya.*

No comments:

Post a Comment