24.10.14

IPW: Jokowi Jangan Nepotisme dalam Menyusun Kabinet!

Orangs di Sekitar Jkw
JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam memilih menteri Kabinet Indonesia Hebat, Presiden Jokowi jangan melupakan atau mengabaikan konsep Revolusi Mental yang dikumandangkannya saat kampanye Pilpres 2014. Esensi dari Revolusi Mental adalah penegakan supremasi hukum, perbaikan birokrasi,
pemberantasan korupsi, bebas kolusi maupun nepotisme, dll.

Sayangnya, Ind Police Watch (IPW) menilai, Jokowi seakan mulai mengabaikan esensi. Revolusi Mental tersebut. Setidaknya hal ini terlihat dari diangkatnya menantu Hendropriyono (Brigjen Andika Perkasa) sebagai Paspampres. Lalu diangkatnya menantu Luhut Panjaitan (Kolonel Inf Maruli Simanjuntak) sebagai Dan Grup A Paspampres.

Hendropriyono dan Luhut adalah tim sukses Jokowi. Sepertinya ada upaya balas jasa yang dilakukan Jokowi terhadap kedua jenderal purnawirawan itu.

Padahal sebelumnya Jokowi menekankan konsep politiknya adalah koalisi
tanpa kompensasi atau balas jasa. IPW berharap ke depan, dalam menyusun kabinetnya, Jokowi konsisten dengan cita-cita Revolusi Mental. Sehingga tidak terjebak pada nepotisme dan upaya balas jasa. Dengan demikian Jokowi bisa membangun kabinet yang profesional. Konsep bekerja untuk bekerja bisa berjalan efektif dan maksimal.

Hanya sikap konsisten pada Revolusi Mental, upaya penegakan supremasi hukum, perbaikan birokrasi, pemberantasan korupsi, pemerintahan bebas kolusi maupun nepotisme, bisa dilakukan dengan tegas dan konsisten. Selama ini penegakan hukum belum berjalan maksimal. Mafia hukum masih bercokol menggerogoti negeri dengan kolusi dan nepotisme.

Jika kabinet dibangun dengan nepotisme dipastikan Jokowi akan ewuh pakewuh dalam mengontrol kinerja menterinya dan penegakan hukum tdk akan pernah berjalan maksimal. Untuk itu IPW berharap Jokowi konsisten dengan Revolusi Mentalnya, terutama dalam penyusunan Kabinet Indonesia Hebat.

Salam,

Neta S Pane
Ketua Presidium Indonesia Police Watch

No comments:

Post a Comment