5.9.14

Data yang Tidak Boleh Dilupakan... Eropa dan Kemal Attarturk: "Hancurkan Setiap Aktifitas yang Inginkan Khilafah Islam!"

TURKI adalah “The sick man” (Lelaki yang sakit), demikianlah gambaran yang kami pelajari di sekolah dahulu. Dan Eropa hendak membagi-bagi warisan “the sick man” dengan maksud menampakkan kelemahan Islam.

Turki yang mewakili kebesaran Islam digambarkan oleh mereka sebagai sosok yang rapuh bagaikan laki-laki yang sakit. Pada saat itu Mustapha Kamal menjadi salah seorang panglima pasukan Turki di di Palestina. Dia mengadakan persekongkolan dengan Allenby, panglima pasukan Inggris. Allenby menawarkan misi rahasia kepada Attaturk yaitu ”Jika kamu mau membantu kami memukul mundur pasukan turki, maka akan kami serahkan Turki kepadamu sesudah negara tersebut kami kalahkan."

Dan sungguh Mustafa Kamal membuka pintu masuk Palestina kepada tentara Inggris yang dipimpin Allenby masuk melalui daerah penjagaannya. Lalu dengan mudah pasukan Allenby menggempur pertahanan belakang pasukan keempat Turki. Dan Pada tanggal 17 September 1917M mereka dapat memasuki kota Al Quds. Dalam pertempuran tersebut mereka berhasil menawan 100.000 tentara turki. Maka setelah kemenangan Allenby , ia berkata dengan puas, ”sekarang berakhir perang salib.”

Inggris benar-benar menepati janjinya kepada Mustafa Khamal. Sesudah Turki jatuh dan tentara Sekutu berhasil menguasai Istambul, Inggris menyerahkan turki kepada Musthafa Kamal, melalui perundingan “Luzon” antara kedua belah pihak yang berlangsung selama 3 bulan sejak November 1922 sd Februari 1923.Pihak Inggris diwakili oleh Lord Ccrizon Menteri Luar Negeri sedangkan dari pihak turki adalah Ismail Inonu pembantu Musthafa Kamal.

Ada empat syarat yang diajukan pihak Inggris kepada wakil Turki dalam perundingan ini:
  1. Harus bersedia menjatuhkan khilafah.
  2. Usaha apapun yang bermaksud menegakkan kembali Khilafah harus ditumpas
  3. Harus bersedia mengambil undang-undang eropa untuk menggantikan undang-undang Islam
  4. Harus bersedia memerangi syiar-syiar Islam
Ismat Inonu menanda tanganinya dan kemudian Inggris menyerahkan turki kepada musthafa Kamal. Musthafa Kamal seterusnya berhasil menjadi presiden Turki. Lalu dia menjalankan persyaratan yang diajukan oleh Inggris kepadanya. Tak ragu lagi tokoh pengkhianat ini “membabat “ Islam dengan melarang penduduk turki mengenakan pakaian muslim di pasar-pasar, para polisi merobek-robek baju Muslim yang dikenakan rakyat turki dan melepas paksa burdah yang dikenakan wanita muslim. Melarang percakapan,membaca dan menulis dalam bahasa arab, melarang warga Turki pergi haji dan umrah ke Makkah, melarang para pegawai pemerintah melaksanakan sholat berjamaah, merubah mesjid Aya Shofia masjid terbesasr dan terindah di turki menjadi gedung Museum , memaksa penduduk turki memakai topi ala eropa dan melarang memakai tarbusyi (songkok) dan surban turki, melarang pemakaian hithah dan ighal jenis ikat kepala yang menjadi ciri bangsa Arab.

Selain kerusakan besar yang dbuat Musthafa tersebut seperti di atas..maka Inggris membuat berbagai sandiwara perang yang menaikkan nama Musthafa Kamal dimana ia diposisikan sebagai penyelamat bagi bangsa Turki. Bersama pasukannya menggempur tentara Yunani. Tentara sekutu diam dan tidak mengeluarkan reaksi apapun. Jadi nyatalah bahwa ini hanya sandiwara belaka.

Musthafa Kamal tampil bak’ pahlawan, ia berhasil membuat rakyatnya menganggap ia sukses memukul mundur musuh yang hendak melakukan agresi ke wilayah Turki. Setelah khilafah jatuh pada tanggal 3 Maret 1942 M, orang-orang eropa mengatakan, ”Ada satu masalah penting yang tidak mungkin kami diamkan dan abaikan dalam kondisi yang bagaimanapun jua. Yakni upaya kaum musllimin menegakkan kembali kekhilafan Islam. Rintisan apapun atau kelompok manapun yang mengajak umat Islam untuk menegakkan kembali kekhilafahan Islam di permukaan bumi harus ditumpas habis..!" (Lr/beberapa sumber)

No comments:

Post a Comment