1.6.13

Sekelompok Kecil Mu’min dalam Timbangan Neraca Allah

Sesungguhnya kelompok Muslim yang menjadi pengikut Nabi Nuh alaihissalam disebutkan dalam beberapa riwayat , jumlah mereka hanyalah ada dua belas orang. Mereka adalah hasil dakwah Nabi Nuh alaihissalam selama seribu tahun kurang lima puluh tahun, seperti yang dinyatakan oleh satu-satunya referensi yang bisa dipercaya tentang masalah ini yaitu: Al Qur’an.

Sesungguhnya kelompok Muslilm ini, yang merupakan buah umur yang panjang dan jerih payah yang lama itu, berhak menjadi alasan Allah untuk mengubah fenomena alam semesta yang biasa dikenal! Ia juga berhak menjadi alasanNya menjadikan kelompok Muslim ini satu-satunya pewaris bumi! Walau hanya 12 Orang! benih kemakmuran, serta pemimpin yang baru di sana.

Ini adalah perihal yang penting!

Sesungguhnya para pionir kebangkitan Islam yang tengah menghadapi jahiliyah universal diseluruh muka bumi, yang sedang merasakan keterasingan dan kesendirian ditengah-tengah jahiliyah ini, rasa sakit, pengusiran penyiksaan dan pemusnahan... maka mereka harus wajib berhenti untuk memfokuskan diri untuk memahami peristiwa yang urgen ini

Sesungguhnya adanya benih muslim (walau sedikit) di bumi ini adalah sesuatu yang begitu berarti di neraca Allah, sesuatu yang menjadikan Allah Subhanahu waTa’ala layak untuk menghancurkan jahiliyah, negerinya, kemakmurannya, akar-akarnya, kekuatan-kekuatannya, dan simpanan-simpanannya; sebagaimana ia juga menjadikanNya layak untuk memelihara benih ini dan merawatnya agar ia tetap sehat, berkembang mewarisi bumi dan memakmurkannya kembali.

Nabi Nuh ‘alaihissalam telah membuat bahtera di bawah pengawasan Allah dan wahyuNya seperti yang difirmankan Allah Subhanahu wata’ala 


Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zallilm itu; sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan“ (QS Hud 37)

Ketika itu Nuh ‘alaihissalam mengadu kepada Tuhan-Nya memberitahukan bahwa dirinya adalah “orang yang dikalahkan” dan ketika menyeru Tuhan-Nya “menangkanlah aku sebab Rasul-Nya telah dikalahkan”.

Ketika itulah Allah melepaskan kekuatan-kekuatan tentara alam yang maha dasyat agar ia membantu hambaNya yang kalah itu…



Maka kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka berkumpulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan…” (QS Al Qamar 11-12)

Tatkala kekuatan tentara alam yang maha dahsyat itu memainkan peranannya di seluruh semesta dengan peran yang menyeramkan dan mengerikan itu, Allah Subhanahu wa ta’ala denagn dzatNya yang Mahatinggi bersama hambaNya yang dikalahkan itu.



Dan Kami angkat Nuh ‘alaihissalam ke ats (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, yang berlayar dengan pemeliharaan Kami…sebagai balasan bagi orang-orang yang diingkari(Nuh)..." (QS Al Qamar 13-14)

Inilah gambaran menyeramkan yang para pionir kebangkitan Islam di seluruh tempat dan semua masa wajib memahami kejadian ini kala ia dimusuhi oleh jahiliyah dan ketika ia dikalahkan oleh jahiliyah!

Sungguh tidak sepatutnya bagi orang mukmin yang menghadapi jahiliyah berprasangka bahwa Allah akan membiarkannya menjadi mangsa jahiliyah sehingga ia berprasangka bahwa Allah akan membiarkannya menjadi mangsa jahiliyah padahal dirinya menyerukan pentauhidan Allah Subhanahu waTa’ala dengan ketuhannanNya. Sebagaimana ia juga tidak patut untuk membandingkan kekuatan pribadinya dengan kekuatan-kekuatan jahiliyah sehingga ia berprasangka bahwa Allah akan membiarkannya menjadi mangsa padahal ia adalah hambaNya yang meminta pertolongan kepadaNya ketika ia kalah.

Kekuatan itu pada hakikatnya tidaklah berimbang ; jahiliyah memiliki seluruh kekuatan, tetapi orang yang menyeru kepada Allah bersandar kepada kekuatan Allah, dan Allah Mahakuasa untuk menundukkan sebagian kekuatan alam untuk hambaNya, kapan dan bagaimanapun ia menghendaki. Kekuatan palling remeh pun dari kekuatan-kekuatan ini bisa menghancurkan jahiliyah dari arah yang tidak disangka-sangka.

Fase ujian adakalanya berlangsung lama karena suatu hal yang dikehendaki Allah. Nuh ‘alaihissalam telah tinggal dikaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh tahun, sebelum tiba ketetapan yang telah ditakdirkan Allah, bahkan hasil yang panjang ini pun hanyalah tersisa duabelas orang Islam, tetapi sekelompok kecil manusia ini di neraca Allah sama dengan penaklukan kekuatan-kekuatan maha dasyat itu, pembinaan seluruh manusia yang sesat dan pewarisan bumi kepada sekelompok manusia yang baik itu, yang akan memakmurkan bumi untuk kedua kalinya dan yang akan menjadi khalifah disana!

Orang-orang yang menempuh jalan menuju Allah Subhanahu wata’ala tidak punya kewajiban apapun selain menunaikan kewajiban mereka secara sempurna dengan mencurahkan segenap kemampuan yang dimilikinya, lalu menyerahkan seluruh urusan kepada Allah dengan penuh ketenangan dan percaya diri. Dan ketika dikalahkan mereka harus mengadu kepada Pelindung Yang Maha Menolong dan meminta pertolongan kepadaNya seperti hamba-Nya yang saleh, Nuh ‘alaihissalam.

Sayyid Qutb

No comments:

Post a Comment