11.3.13

Kevin Barrett Pertanyakan "Sakit Kanker" Hugo Chavez

Ahad, 10 Maret 2013

Hidayatullah.com--Karena Presiden Venezuela Hugo Chavez makhluk ciptaan dan milik Allah, sudah jelas Allah lah yang Maha Memutuskan, kapan Chavez memulai dan mengakhiri kehidupannya.

Sebelum meninggal pada tanggal (05/03/2013) kemarin sempat bertanya-tanya apakah pemerintah Amerika Serikat (AS) sengaja memberinya penyakit kanker, seperti juga kepada beberapa presiden Amerika Latin lainnya. Diantara yang berusaha mendalami berbagai dugaan di balik “sakit kanker” pemimpin Amerika Latin itu adalah Kevin Barrett, seorang doktor bidang studi Arab dan Islam.

Dalam ulasannya dikutip SahabatAlAqsha.com 9 March 2013, Barrett pendiri situs Truth Jihad mengutip kalimat Chavez tahun lalu ketika berbicara di sebuah radio nasional, “Saya tidak tahu tetapi sangat aneh karena kita tahu Lugo (Presiden Paraguay, Fernando Lugo) terkena kanker, Dilma (Presiden Brazil, Dilma Rousseff) saat masih menjadi kandidat juga kena kanker lalu saya kemudian beberapa waktu lalu Lula (mantan Presiden Brazil, Luiz Inacio Lula da Silva) dan sekarang Cristina (Presiden Argentina, Cristina Fernandez). Sangat sulit dijelaskan meski dengan hukum probabilitas. Apa yang terjadi pada sebagian pemimpin Amerika Latin sangatlah aneh.”

Berikut ini ulasan Barrett selanjutnya:

Memang Aneh jika kita berpikir Hugo Chavez, Dilma, Lugo dan Lula—para pemimpin Amerika latin yang anti AS, semuanya terkena kanker. Apakah saya 100% yakin kalau Badan Intelijen AS (CIA) memang membunuh Hugo Chavez? Tentu tidak. Namun AS sebenarnya tidak diragukan lagi bertanggung jawab atas penyakit kanker yang diberikan kepada Chavez dan beberapa pemimpin Amerika Latin lainnya. Bagaimana kita bisa tahu? Coba telaah rekam jejak berikut ini.

Pengawal Fidel Castro, Fabian Escalante menduga bahwa CIA berusaha membunuh presiden Kuba sebanyak 638 kali. Metode yang dipakai CIA, di antaranya cerutu yang bisa meledak, senjata biologis yang ditempelkan di baju selam Castro, pil mematikan, bakteri beracun dalam kopi, ledakan podium pembicara, penembak jitu, racun melalui teman-teman wanitanya dan ledakan kerang laut di bawah air.

Percobaan pembunuhan CIA terhadap Castro mirip kartun Tom and Jerry dimana CIA berperan sebagai kucing pembunuh yang tidak kompeten dan presiden Kuba menjadi seekor tikus yang cerdik dan sangat beruntung. Upaya tak berujung CIA untuk menghabisi nyawa Castro adalah bukti bahwa AS tidak akan berhenti membunuhi para pemimpin Amerika Latin yang menjadi musuh mereka.

John Perkins dalam buku larisnya yang berjudul Confessions of an Economic Hit Man (Pengakuan Seorang Pembunuh Bayaran Ekonomi) mengungkapkan lebih banyak bukti bahwa pemerintah AS secara rutin membunuhi kepala-kepala negara menggunakan pembunuh pribadi, seperti CIA.

Perkins selama karirnya sebagai ‘pembunuh bayaran ekonomi’ mengetahui tentang bagaimana para bankir internasional besar mempertahankan kerajaan mereka di Amerika Latin dan negara lainnya. Pekerjaan Perkins kala itu adalah mengunjungi para pemimpin negara dan meyakinkan mereka untuk menerima utang yang tidak akan pernah sanggup mereka bayar.

Mengapa?

Para bankir itu memaksa negara-negara tersebut menjadi budak utang. Ketika negara itu menjadi bankrut, para bankir menyita semua sumber daya alam negaranya dan menciptakan kendali atas pemerintahan serta perekonomiannya.

Perkins biasanya bertemu dengan para pemimpin negara dan berkata, “Saya punya sekepal penuh uang ratusan dolar di tangan ini dan di tangan lainnya ada peluru. Mana yang kamu mau?

Jika pemimpin negara itu memilih utang maka negaranya menjadi budak. Namun jika ia dengan penuh amarah mengusir Perkins dari kantornya, imbalannya adalah para bankir akan memanggil pembunuh untuk menghabisi kepala negara yang ‘tidak kooperatif’.

Para pembunuh jenis ini adalah pembunuh paling mahal dan profesional di dunia. Mereka bekerja berdasarkan kontrak, yang kadang dengan CIA atau pun para bankir. Dan kadang juga dengan orang-orang kaya swasta. Dan meskipun spesialisasi mereka adalah menyebabkan kecelakaan pesawat, para pembunuh ini mampu menghabisi orang, termasuk kepala negara dengan berbagai cara.

Ini bukanlah spekulasi belaka. John Perkins benar-benar mengenal secara personal beberapa pembunuh profesional yang berhubungan dengan CIA. Dan ‘teman-temannya’ ini memberikan testimoni tentang aksi pembunuhan mereka terhadap para pemimpin Amerika Latin.

Buku Confessions of an Economic Hit Man didedikasikan untuk teman Perkins yang terbunuh, Jenderal Torrijos dari Panama dan Presiden Ekuador, Jaime Roldos. Keduanya dibunuh oleh pembunuh bayaran CIA dalam sebuah kecelakaan pesawat rekayasa.

Apakah pembunuh yang berhubungan dengan CIA ini kadang juga menginduksi virus kanker kepada para korbannya? Rupanya memang begitu. Satu korban terkenal, yaitu Jack Ruby yang merupakan seorang mafia dan pembunuh profesional. Terakhir kali ia terlibat pada pembunuhan Presiden AS, John F Kennedy.

Ruby memohon untuk dibawa ke Washington agar bisa menceritakan yang sesungguhnya terjadi atas kematian Kennedy. Namun secara tiba-tiba ia meninggal di penjara akibat penyakit kanker misterius sebelum mengungkap semua yang ia tahu.

"Apakah para bankir-CIA pembunuh pernah mencoba membunuh para pemimpin Amerika Latin dengan kanker?" Jawabannya adalah "ya".

Buku Edward Haslam “Dr. Mary’s Monkey” membuktikan apa yang sebelumnya diduga oleh jaksa penuntut dalam pembunuhan Kennedy, Jim Garrison bahwa agen CIA, David Ferrie, salah seorang pembunuh presiden Kennedy telah bereksperimen dengan virus kanker di dalam laboratorium besar. Tujuannya adalah: memberi Fidel Castro dan pemimpin Amerika Latin lainnya penyakit kanker.

Ferrie sendiri akhirnya dibunuh CIA tak lama setelah ia dijadwalkan memberikan kesaksian di pengadilan atas perannya terhadap kematian Kennedy. Kesimpulannya: Kita tahu para bankir yang menguasai pemerintahan AS secara rutin mencoba membunuh setiap pemimpin negara Amerika Latin yang menolak menjadi boneka mereka.

Kita tahu bahwa mereka melakukan ribuan upaya pembunuhan terhadap para pemimpin Amerika Latin, termasuk 600 kali lebih untuk Castro seorang. Kita tahu bahwa mereka bereksperimen dengan virus kanker dan membunuh banyak orang dengan penyakit kanker sejak tahun 1960an.

Jadi, jika Anda berpikir kematian Hugo Chavez adalah hal yang biasa, saya kira Anda terlalu naif. Demikian ulasan Dr Kevin Barrett.*

No comments:

Post a Comment