5.11.12

Pluralisme Mengajarkan Orang untuk Ragu pada Agamanya Sendiri

Hidayatullah.com--Pluralisme adalah suatu hal pemahaman yang disebarkan dengan implementasi yang tidak konsisten. Gagasan pluralisme yang selalu meneriakan keharmonisan dalam perbedaan sebenarnya adalah kebohongan. Pasalnya pluralisme sendiri pada kenyataannya justru mengajarkan orang untuk ragu pada agamanya sendiri, dan pendapat itu sendiri ditanamkan dengan paksa dalam masyarakat Islam. Demikian disampaikan Dr. Adian Husaini MA.

Pluralisme tidak membolehkan kita menyakini hanya Islam yang benar saja. Itu bukti pluralisme itu bohong dan sangat paradoks, pluralisme itu memaksa orang untuk ragu pada agamanya sendiri,” jelas Adian Husaini dalam kegiatan “Malam Bina Iman dan Takwa (MABIT)” yang diadakan komunitas #IndonesiaTanpaJIL di Masjid Al Azhar Bekasi, Sabtu (20/10/2012).

Adian mengatakan, gagasan pluralisme sebenarnya bertujuan menjauhkan orang dari ajaran orisinal agamanya. Pluralisme ingin mendekonstruksi definisi agama dengan aturan yang justru membuat orang tidak beragama. Gagasan humanisme, hak asasi, persaudaraan dan kedamaian yang dibangun oleh pluralisme sejatinya hanya menjebak orang pada kehidupan tanpa tuhan.

Pada akhirnya kita disuruh untuk mendefinisikan tuhan sesuai maunya kita, ketika aturan Allah sebagai Tuhan dalam Islam itu tidak sesuai dengan kemauan kelompok pluralism, maka akan ditolak, inikan lucu, “ tambah pria yang dikenal produktif menulis ini.

Karena itu menurut Adian, hakikatnya pluralism adalah memaksakan pendapatnya kepada kelompok-kelompok agama. Dengan mengatakan semua tuhan adalah sama pada hakikatnya pluralisme-lah yang melakukan pemaksaan pendapat kepada kelompok beragama.

Jadi, jika ada yang mengatakan bahwa pluralisme itu bisa menerima kemajemukan perbedaan agama masyarakat, pada dasarnya pernyataan itu bohong. Karena pluralisme justru memaksa orang untuk ragu pada agamanya sendiri. Bahkan gara-gara pluralisme-lah orang jadi tidak beragama dan mendekat pada konsep atheisme.*

No comments:

Post a Comment