18.4.12

Di Mana Anda, Saat Syeikh Yasin Diroket Zionis?

Hidayatullah.com--Masih ingatkah di mana Anda berada saat Syeikh Ahmad Yasin mati diroket oleh helikopter teroris Israel di suatu pagi tanggal 23 Maret 2004?

Sebuah kematian yang indah. Sayang bila dilupakan. Pendiri Hamas (Harakah Muqawamah Al-Islamiyah) itu baru beberapa detik didorong di atas kursinya, keluar dari Masjid Majmu’ah Al-Islamiyah, sesudah solat Subuh berjama’ah. Masjid itu letaknya sekitar 200 meter dari rumahnya yang terlalu sederhana di kawasan Shabra, kota Gaza.

Betapa indahnya kematian Syeikh Yasin.
Meninggal sesudah sholat Subuh berjama’ah,
yang oleh Rasulullah (Sallallahu ‘alayhi wa sallam)
dijanjikan mendapat jaminan Allah.

Yang setiap satu langkahnya menghapus dosa,
langkah lainnya mengangkat derajatnya.

Yang pahalanya sama dengan semalaman penuh menegakkan sholat.
Yang bacaan sholatnya disaksikan para malaikat.
Yang pahala mengerjakannya
dinilai lebih mahal dari kendaraan yang paling memikat.

Betapa indahnya kematian Syeikh Yasin.
Meninggal karena diroket oleh musuh umat Islam dan musuh Islam.
Yaitu musuh yang sejak tahun 1948 membunuhi,
menyiksa, memenjara, mengusir, menipu, memfitnah,
menteror, memperkosa, merampok jutaan rakyat dan Masjidil Aqsha.
Musuh yang marah kepada orang tua lumpuh ini,
yang bicaranya susah ini,
hanya kerena seruan kalimat Laa ilaaha illa Allah-nya
membangkitkan gelombang Tsunami kesadaraan Tauhid
yang kini tak bisa ditahan-tahan lagi daya hancurnya
atas Angkara Israel.

Betapa indahnya kematian Syeikh Yasin.
Meninggal di jalan Allah.
Seperti Umar yang tanpa pengawal.
Seperti Utsman yang di rumah dan masjidnya bertawakkal.
Seperti ‘Ali yang setia kepada rakyatnya dan tajam akal.

Siang tadi, dengan izin Allah, empat relawan Tim Sahabat Al-Aqsha (SA2Gaza) singgah di rumah Asy-Syahid. Kami mengunjungi kamar tidurnya, ruang kerjanya, melihat isi lemari pakaiannya yang sederhana, dan bercengkerama dengan dengan Ustadz Abdul Ghani Yasin, putranya yang baik hati.

Kami juga dibolehkan menyelempangkan selendang musim dingin berwarna cokelat, berlubang-lubang dan sebagian terbakar, yang dikenakan Syeikh Yasin saat roket-roket penjahat Israel itu menghancurkan tubuhnya.

Kursi rodanya yang hancurpun masih ada. Tersimpan rapi di dalam lemari kaca.

Bukan sedih yang menyelinap di hati, tapi bangga dan berbesar hati.

Bukan saja karena kebun tarbiyah dan jihad Syeikh Yasin kini sedang panen tak henti-henti. Tapi karena hari ini, saat kami singgah di rumahnya yang sangat rapi, bertepatan juga dengan kematian syahid penerusnya dr. Abdul Aziz Ar-Rantisi.

Semoga generasi selanjutnya istiqamah di jalan ini.*

Keterangan: Sisa-sisa kursi roda Syeikh Yasin yang ditumpanginya saat dibunuh, dan Ust. Abdul Ghani, salah seorang putra Syeikh Ahmad Yasin/Sahabat Al-Aqsha

No comments:

Post a Comment