11.3.12

[HMBIS-NS] Yang Gentayangan di Pohon Sengon itu Ternyata Keturunan Jauh Leluhurku...

Pohon Sengon itu tumbuh dihalaman rumah tetanggaku sangat besar dan rimbun, tingginya mencapai lebih dari 15 meter, bila didekati sangat menyeramkan karena akarnya bertonjolan dan kulitnya retak-retak tak karuan, umurnya sudah sangat tua, terlihat dari batang bawahnya yang dibeberapa tempat telah keropos.

Meskipun sangat teduh, akan tetapi tak ada anak-anak yang berani bermain-main dibawahnya karena menurut orang-orang tua mereka sangat angker. Telah banyak anak-anak yang langsung sakit panas badannya atau malah kesurupan sehabis bermain dibawahnya.

Pemilik rumah tentu saja sangat prihatin dan mencoba untuk menebang pohon itu, beberapa tukang tebang pohon didatangkan, ternyata mereka menyatakan tidak berani, yang berani dan mencoba menebang terpental terguling-guling dan kemudian sakit keras. Sehingga akhirnya pemilik rumah pasrah dengan keadaan pohonnya itu.

Salah seorang putra pemilik rumah yang sering datang kerumahku untuk latihan meditasi dan olah bathin mengeluh bahwa sering kali kopi digelas yang belum sempat diminumnya ternyata berkurang tinggal sedikit, ia mengira bahwa mungkin anaknya yang meminumnya. Akan tetapi anak-anaknya menolak mengaku meminum kopi bapaknya itu. Sehingga ia dan isterinya sangat bingung dengan hal ini. Siapakah yang telah sering meminum kopiku ini?

Pelajaran Meditasi dan olah bathin kemudian mencapai ketingkat meneropong kealam gaib, dimulai dengan meneropong keadaan rumah dan sekitarnya. Terkejut putra tetanggaku ini melihat seorang tua yang tampak angker sedang berjuntai di pohon Sengon dan menatap kearahnya. Bajunya yang berwarna hitam tak terkancing memperlihatkan dadanya yang bidang, celana bawahannya memakai sarung bergaris warna biru tua...

PENUNGGU POHON SENGON YANG ANGKER

Membathin ia dalam hati: “Inikah mungkin penunggu pohon Sengon yang terkenal angker itu?” wajahnya terlihat berkerut-kerut karena tuanya dan tampak menyeramkan.

Akan tetapi terlihat mahluk itu tersenyum kepadanya, dan turun mendekat kemudian berkata: ”Jangan takut, aku kan selama ini tidak pernah menggangu keluargamu", kemudian terjadi dialog dengan mahluk itu dan mengaku bernama Kong Alim(*) dari Tanah Abang, dulunya ia tuan tanah yang disegani di daerah Karet Tanah Abang, telah meninggal beberapa puluh tahun yang lalu menjadi arwah penasaran dan tersesat hingga gentayangan di pohon Sengon ini.

(*) Di Betawi Engkong adalah membahasakan kakek atau orang sangat tua.

Dialog itu meningkat hangat, dan karena pertanyaanku mengenai mengapa ia tersesat hingga gentayangan, membuatnya terpekur dan terlihat sangat menyesali perbuatannya dimasa lalu, terlihat menetes air mata dipipinya yang keriput dan kemudian bercerita: “Dulu aku seorang jagoan yang disegani di Tanah Abang, sering jadi Imam dan khotbah dimasjid-masjid, saat memberikan khotbah semua orang sangat kagum atas pembahasanku mengenai ayat-ayat suci dan tema yang kumunculkan, tapi semua itu bukan jati diriku, aku fasih karena memanggil ilmu para leluhurku (nyurup ilmu), sesungguhnya aku tidak begitu pandai membaca Al-Qur'an dan pengetahuan agamaku hanya sedikit”.

GENTAYANGAN MENYUSURI JAMAN KARENA PERBUATAN PENGECUT

”Yang membuatku begini adalah perbuatanku yang pengecut dulu, yaitu membunuh orang-orang Belanda dengan cara mencegat dari kolong jembatan dan memancungnya dari belakang, kemudian mengambil hartanya, seharusnya kulakukan dengan jantan berhadapan muka, perbuatanku itu sangat bertentangan dengan ajaran Agamaku”.

Kembali terlihat penyesalan yang sangat dalam diwajahnya menyemburat disela-sela keriput dan matanya terpejam menahan keluarnya lagi airmata. Sebelum kuakhiri Dialog ini, ia sempat berkata memberi tahuku bahwa rumah disebelah itu adalah keturunan dari keluarga dekatnya...

Langsung kejadian ini menjadi pembahasan hangat dan juga ternyata menjawab pertanyaan atas siapa sesungguhnya yang sering kali meminum air kopi digelas setiap hari...

Akan tetapi tetanggaku itu dengan ikhlas berkata bahwa ia bersedia membuatkan satu gelas extra kopi untuk Kong Alim setiap pagi. Aku kagum dengan keikhlasannya itu...

Beberapa waktu berlalu dan rasa rinduku kepada orang-tuaku timbul dan kuingin menjumpainya, maka bersama isteri dan anak-anakku, akupun pergi kerumah orang tuaku dengan membawa pertanyaan dikepalaku siapakah Kong Alim itu!..

KONG ALIM DARI TANAH ABANG

Tentu saja kedua orang tuaku sangat gembira melihat kedatanganku membawa cucu-cucu yang disayanginya itu dan menyambut hangat, terutama kepada sikecil yang lagi lucu-lucunya.

Setelah rasa rindu terpuaskan maka kemudian kamipun ngobrol-ngobrol santai dan kulontarkan pertanyaan yang sejak semula mengganjal dihatiku: “Ma, apa Mama kenal dengan Kong Alim dari Karet Tanah Abang?”, terlihat terkejut Ibuku atas pertanyaanku ini yang agak diluar konteks pembicaraan, dan terlihat mengerutkan keningnya mencoba mengingat-ingat.

Kemudian beliau menjawab pelan: “Mama ingat, Kong Alim itu kan saudara jauh dari kakek Mama dan dulu sangat kaya-raya sebagai tuan tanah di Karet. Sampai sekarang masih banyak keturunannya di Karet sana, ada apa sebetulnya koq kau menanyakannya”.

Dengan agak ragu-ragu takut Ibuku tidak percaya, kututurkan pengalaman meneropong alam gaib yang kulakukan bersama tetanggaku itu. Terpaku Ibuku mendengar cerita aneh yang kututurkan kepadanya dan kemudian berkata: “Kasihan Kong Alim, siapa yang akan mengira bahwa dia masih saja gentayangan dan belum sempurna kematiannya, semua orang mengira dia sangat alim dan seorang pemuka agama”.

Kemudian Ibuku menyuruhku bertanya kepadanya bagaimana cara dan persyaratan untuk bisa menyempurnakan kematiannya. Ibuku bersedia untuk menyempurnakan-nya karena merasa masih saudara meski jauh dari kakeknya. Aku menganggukan kepala tanda mengerti, dan akan melakukan permintaannya itu.

BAGAIMANA CARA MENYEMPURNAKAN KEMATIAN

Pada meditasi dan olah bathin berikutnya kami panggil lagi arwah Kong Alim penunggu Pohon Sengon itu untuk memenuhi permintaan Ibuku...

Setelah salam dan sedikit basa-basi, langsung kulontarkan pertanyaan kepadanya: “Kong Alim, Ibuku berkenan untuk menyempurnakan kematianmu, bagaimana caranya dan apa saja persyaratannya tolong aku diberi tahu?", Terpana Kong Alim atas pertanyaanku itu dan berusaha melihat kesungguhan hatiku.

Setelah beberapa saat kemudian Kong Alim berkata: “Terima kasih kuucapkan atas perhatian Ibumu terhadapku dan inilah yang terjadi kepadaku setelah kematianku”...

JIMAT, ISIM, SUSUK, ILMU-ILMU GAIB MENYULITKAN KEMATIAN

Sebelas hari aku menderita sebelum akhirnya ajal menjemputku, itupun setelah kulepaskan semua jimat, izim dan susuk serta ilmu-ilmu gaib yang bersarang ditubuhku, yang sebelumnya telah mengikat erat-erat rohku tetap berada didunia. Kulihat keluargaku menangisi jasadku yang membujur kaku, kurus kering berpenyakit yang telah kutinggalkan, dan aku berjalan kealam fana menyusuri pahala dan dosa yang kuperbuat.

Kulihat beberapa orang yang sholeh setelah beberapa saat berjalan mengarungi alam fana, kemudian menyeberang ke alam penantian yang terang gemerlapan diatas sana. Aku berusaha untuk meloncat menyeberang akan tetapi terjatuh, kucoba lagi berkali-kali tetap terjatuh lagi kealam fana hingga akhirnya aku merasa jemu dan pasrah menerima nasib.

ORANG YANG SHOLEH DENGAN MUDAHNYA MENYEBERANG

Aku sangat iri kepada orang-orang yang sholeh itu karena dengan mudahnya mereka terbang naik kealam penantian. Lain denganku dan orang orang yang mati penasaran lainnya yang sangat sulit dan tidak bisa menyeberang ke alam penantian yang indah dan menyenangkan. Aku dengan yang lainnya terpaksa berkeliaran gentayangan dan malah mengganggu dan menggoda kepada manusia-manusia yang imannya kurang teguh.

Sehingga akhirnya aku memutuskan untuk tinggal di Pohon Sengon yang besar itu yang menurutku sangat cocok bagiku. Penghuni lama tentu saja marah dan tidak mau begitu saja diusir pergi dan menyerahkan tempatnya kepadaku, akhirnya terjadilah pertarungan yang sengit memperebutkan tempat itu.

Karena semasa hidupku aku seorang jawara, maka akhirnya bisa juga kukalahkan dan kuusir penunggu sebelumnya dan kuancam agar jangan kembali lagi. Aku kemudian bertahta mendiami Pohon Sengon itu menggantikannya dengan rasa puas.

KUNGANGGU ORANG YANG LEWAT

Kuganggu orang yang lewat dibawah pohon dengan melemparinya, atau menampakkan wajah menyeramkan dan perbuatan-perbuatan jahil lainnya. Karena roh-roh sepertiku melakukan hal-hal jahat seperti itu kepada manusia untuk menakut-nakuti mereka. Manusia memanggil kami dengan sebutan setan, demit, gandaruwo, kuntilanak, kalong wewe, dan lain-lain sebutan yang menyeramkan, sebetulnya tepatnya, kami adalah arwah-arwah penasaran.

Banyak juga yang menyembah kami dan minta berkah untuk kekayaan, kekuasaan, ilmu pelet dan lainnya, yang menyebabkan mereka akan menjadi pesuruh kami nantinya bila mereka mati, tanpa mereka menyadarinya, karena memang maksud kami demikian mencari teman sebanyak-banyaknya untuk menemani kami menderita dialam fana/akhirat.

Mendengar ceritanya yang mulai melantur itu, kupotong dengan menanyakan persyaratan dan bagaimana caranya agar bisa menyeberang ke alam penantian.

Kong Alim tertegun sejenak dan kemudian berkata: “Aku minta dipotongkan dua ekor kambing jantan untuk �Aqiqahku dengan syarat kambing tersebut tanduknya harus panjang melengkung”. Kemudian Kong Alim bercerita alasannya meminta hewan kambing itu...

BANYAK ARWAH YANG MENYEBERANG NAIK KAMBING, SAPI, UNTA

Kulihat banyak roh-roh yang menyeberang dengan menaiki kambing, sapi, unta dan lainnya. Mereka enak saja mengendarai hewan-hewan itu dan terbang kealam penantian. Oleh karenanya kuminta hewan kambing yang tanduknya panjang agar mudah aku berpegangan mengendarainya ke alam sana. Kong Alim kemudian mengakhiri ceritanya.

”Baiklah Kong akan kusampaikan kepada Ibuku untuk dilaksanakan. Apakah ada pesan-pesan lainnya untuk Ibuku”, aku bertanya kepadanya.

Setelah berfikir menerawang sejenak, kemudian Kong Alim berkata: “Sampaikan kepada Ibumu, Ilmu untuk melindungi keluarga, rumah dan hartanya sebagai berikut”.

ILMU PAGAR GAIB YANG CANGGIH

Bila ilmu ini diterapkan, maka kalau ada maling masuk kedalam rumah maka ia akan merasa seakan terjatuh kedalam air dan akan berenang semalaman, hingga pemilik rumah bangun dan menyadarkannya, padahal setelah sadar maling itu ternyata berdiri diatas tanah dihalaman rumah. Atau ia akan berputar-putar didalam rumah mencari pintu, jalan keluar yang tidak ditemukannya sampai hari pagi. Dan juga akan dapat melindungi keluarganya dari mara-bahaya.

Bacaannya surat al-Ikhlas dan ayat Qursi saja, dibaca sambil fikirannya memutari rumah 7x, atau membayangkan keluarganya yang akan dilindungi. Tentu saja dengan menjalankan ritual persyaratannya yaitu puasa dan tidak menyantap daging hewan pada hari-hari tertentu.

Kuterima ilmu itu untuk kusampaikan kepada Ibuku dan sekaligus menyampaikan persyaratannya. Ternyata Ibuku tidaklah berkeberatan untuk �Aqiqah memotong hewan kambing dua ekor untuk Kong Alim yang mungkin terlupakan, agar bisa menyempurnakan kematiannya, dan berniat minggu depan akan dilaksanakan dirumah peristirahatan yang di Sukabumi.

Sore hari sebelum Meditasi olah bathin kami lakukan lagi, Ibuku interlokal dari Sukabumi dan menyampaikan bahwa pemotongan hewan �Aqiqah sudah dilaksanakan dengan baik, diiringi oleh doa dari para jama'ah dimasjid (Tahlilan) untuk Kong Alim agar bisa tenang dalam kuburnya.

SETELAH MENYEBERANG ARWAH TIDAK BISA DIHUBUNGI

Malam harinya seperti sebelumnya kamipun mencoba menghubungi arwah Kong Alim melalui Meditasi untuk menyampaikan berita gembira bahwa persyaratannya telah dipenuhi. Berkali-kali dicoba ternyata tak berhasil juga hingga akhirnya kami menyerah dan kemudian memutuskan untuk mengakhiri Meditasi kami...

Kami bertanya-tanya dalam hati, apa yang terjadi, mengapa kami tidak bisa menjumpainya, dimana dia saat ini berada, sehingga tidaklah kami bisa menjumpainya. Tiba-tiba tanganku bergerak dengan sendirinya seakan menjawab pertanyaan ku ini, mengambil ballpoint, dan menulis kata-kata”Aku sudah menyeberangi jembatan Sirotol Mustaqim dan tidak bisa dijumpai lagi, terima kasih untuk semuanya dan............... ”, kemudian terlihat hanya garis panjang tercoret dan ball-point-pun terjatuh dari tangan ku...

ALHAMDULILLAH KONG ALIM TELAH BERHASIL MENYEBERANG

Malamnya dalam mimpiku arwah Kong Alim menyatakan terima kasihnya kepada kami terutama kepada Ibuku yang telah membantunya bebas dari gentayangan dialam fana dan menyeberang ke alam penantian yang indah dan cemerlang, saat ini beliau sudah tenang dan mendapat tempat yang baik dan bagus disana. Tentu saja esok harinya kutelepon Ibuku dan menyampaikan berita gembira ini semuanya termasuk ucapan terima kasihnya yang sangat tulus.

Tak kuduga bahwa penunggu Pohon Sengon itu ternyata keluargaku juga yang akhirnya berhasil disempurnakan dan telah tenang dalam kuburnya.

Kembali kepada pohon Sengon yang telah keropos hingga dikuatirkan bila rubuh karena tuanya bisa menjatuhi rumah disebelahnya, setelah kejadian itu dengan mudah pohon dirumah tetanggaku itu bisa ditebang tanpa terjadi hal-hal apapun juga, akhirnya habis rata dengan tanah...

No comments:

Post a Comment