7.11.09

Ali Muhammad, Agen Amerika?

Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton menggeret seorang asing bernama Ali Muhammad. Diduga dia adalah agen yang disusupkan.

Masih ingat orang asing yang ditangkap Densus 88 di Garut, Jawa Barat, 18 Agustus 2009? Dialah Ali Muhammad, alias Al Khaelaiw Ali Abdullah alias Al Khalil Ali (50 tahun). Polisi menduga Ali ikut terlibat dalam menyediakan dana untuk membiayai aksi pengeboman 17 Juli 2009 di JW Marriott dan Ritz-Carlton.

Hingga kini polisi masih berupaya keras menguak identitas Ali Muhammad alias Al Khalil Ali. Awalnya Ali Muhammad disebut sebagai warga negara Arab Saudi. Namun, Duta Besar Arab Saudi di Jakarta Abdul Rahman Al Hayyat, seperti ditulis Jawa Pos (30/9) telah membantah bahwa tersangka teroris yang ditangkap Tim Densus 88 itu adalah warga negaranya.

"Masih kami periksa," kata Kepala Subden Intelijen Densus 88 Kombes Tito Karnavian setelah membeber isi laptop Noordin di gedung Rupatama Mabes Polri beberapa waktu lalu. Tito juga belum mau menjelaskan secara tegas asal negara Ali. "Masih kami koordinasikan," katanya.

Yang pasti, menurutnya, sementara peran Ali Muhammad sangat terkait Saefuddin Zuhri alias Saefuddin Jaelani yang masih buron. "Memang, berkaitan dengan dana, ada hubungan-hubungan antara Ali dan Saefuddin," kata Tito.

Ali ditangkap bersama istrinya pada 14 Agustus 2009 di Garut, Nagrek, Jawa Barat. Polisi menyebutnya sebagai Al Khalil Ali namun warga di Kuningan menyebutnya Ali Muhammad alias Abah Ali. Dia menjadikan istrinya Sulihat alias Soleha sebagai penerjemahnya karena Sulihat pernah bekerja di Arab Saudi.

Siapa sebenarnya sosok Ali Muhammad yang tak bisa berbahasa Indonesia ini? Lary Johnson, mantan Kepala Deputi Kontra Terorisme Departemen Luar Negeri AS, menyebut Ali sebagai agen ganda (Egyptian agent worked with Green Berets, bin Laden, Jerusalem Post, 31 Desember2001).

Dia berkebangsaan Mesir dan seorang mayor di angkatan darat Mesir tetapi pada 1980-an menjadi warga negara AS setelah menikahi perempuan AS dari Santa Clara, California. Tak lama setelah itu, ia masuk angkatan darat AS dan ditempatkan di unit khusus Special Warfare Center di Fort Bragg, North Carolina sebagai instruktur. Murid-muridnya banyak yang bertugas pada Special Activities Division CIA. [Bin Laden's man in Silicon Valley, sfgate.com, 21 September 2001].

Selama perang Afghanistan, Ali Muhammad melatih pejuang mujahidin di perbatasan Afghan-Pakistan. Bahkan Agen Khusus FBI Jack Cloonan menyebutnya sebagai bin Laden's first trainer [Wayne Madsen, CIA Collusion with "AIQae-da" financier and attacks planner, waynemadsenreport.com, 24 Agustus2009].

Pada 1998 Ali Muhammad ditahan dalam kaitan dengan pemboman kedubes AS di Nairobi danTanzania. Pada tahun 2000, dia dinyatakan bersalah. Namun, tidak pernah ada laporan tentang hukumannya. Bahkan Federal Departement of Prisons Inmate tidak memiliki catatan narapidana bernama Ali Muhammad. Seorang jumalis AS, Patrick Briley pernah menulis laporan bahwa Ali Muhammad sudah dibebaskan atas perintah langsung Departemen Kehakiman pemerintahan Bush di bawah Alberto Gonzales.

Namanya juga sempat muncul dalam data Intelligent summit. Dia disebut sebagai konsultan keamanan di Washington DC, khusus dalam bidang kontraterorisme dan organisasi kriminal internasional. Dia memiliki paspor Amerika dan berkewarganegaraan Amerika.

Pihak keamanan, seperti dikutip Jawa Pos, telah mendapatkan sebuah salinan paspor yang diduga Ali Muhammad. "Ini sedang dicocokkan dengan paspornya yang dikeluarkan Arab Saudi," kata sumber tersebut sembari menunjukkan file foto paspor keluaran Amerika Serikat yang sudah kedaluwarsa. "Kami sudah berkomunikasi dengan Kedubes Amerika Serikat soal temuan ini. Tapi, hasilnya masih on going process," kata sumber itu.

Dalam dokumen FBI How the FBI Protected Al Qaeda 9/11 Hijacking Trainer, disebutkan bahwa Ali Muhammad sebagai informan FBI. Hal tersebut diungkapkan oleh Peter Dale Scott, a former Canadian diplomat and English Professor at the University of California, Berkeley, is a poet, writer, and researcher. Secara khusus tugas informan Ali Muhammad adalah:

(A) Memilih target-target serangan teroris di Afrika Timur untukgerakan Usama bin Ladin, termasuk kedutaan besar AS di Nairobi, Kenya pada tahun 1998.
(B) Melatih sel teroris untuk menjalankan serangan pertama terhadap WTC di tahun 1993 (meski terbukti serangan tersebut tidak dilakukan oleh Al Qaida).
(C) Membantu untuk memasukkan anggota pertama Al Qaida di Amerika Serikat.
(D) Melatih operasi Al Qaida bagaimana membajak pesawat, termasuk menyelundupkan senjata kedalam pesawat.
(E) Membuat buku petunjuk setebal 180 halaman pelatihan manual.
(F) Melatih pembajak 911.

Sejak tahun 1994 hingga tahun 1998, dia hidup sebagai warga negara Amerika dan menjadi penterjemah FBI. (Dokumen Patrick Fitzgerald, Testimony before 9/11 Commission, June 16, 2004, http://www.9-1Icommission.gov/hearings/hearing 12.htm, emphasis added. Actually Mohamed was in Santa Clara, California, by 1993 (New Yorker, 9/16/02). Fitzgerald was flagrantly dissembling. Even the mainstream account by Daniel Benjamin and Steven Simon (The Age of Sacred Terror [New York: Random House, 2002], 236) records that 'When Mohamed was summoned back from Africa in 1993 sic, Mohamed in his confession says 1994] to be interviewed by the FBI in connection with the case against Sheikh Rahman and his coconspirators, he convinced the agents that he could be useful to them as an informant").

Apakah Ali Muhammad yang ditangkap polisi sama dengan yang dimaksud? Perlu ada pendalaman. Kalau benar dia seorang agen, berdasarkan jejaknya, tampaknya pihak kepolisian bakal kesulitan menginterograsi orang sekelasnya.

Yang pasti sampai kini, pihak kepolisian enggan untuk mengungkap identitas sebenarnya dari Ali Muhammad. Sumber di Mabes Polri menuturkan, Ali susah diinterogasi. "Keterangannya berputar-putar," kata sumber itu. "Kita menduga orang ini profesional," katanya (Jawa Pos, 30/9). Nah, Iho. Umar Faruq kedua?. [QTimMU]

MediaUmat, Edisi 21 Oktober 2009

No comments:

Post a Comment